Halaman

Jumat, 03 Mei 2013

Tjong A Fie

Bagi masyarakat kota Medan, tentu tidak asing dengan sebuah mansion kuno berarsitektur Tionghoa yang terletak di jalan Ahmad Yani, Kesawan, Medan Sumatera Utara yang kini menjadi salah satu objek wisata sejarah kota Medan.
Mansion tersebut dikenal dengan nama  Tjong A Fie Memorial Institute atau Tjong A Fie Mansion. Tjong A Fie adalah seorang pengusaha, bankir dan kapitan yang berasal dari Tiongkok dan sukses membangun bisnis besar dalam bidang perkebunan di Sumatera, Indonesia. Kerajaan bisnisnya meliputi perkebunan, pabrik minyak kelapa sawit, pabrik gula, bank dan perusahaan kereta api. Tjong A Fie lahir di Guangdong pada tahun 1860.

Karena kesuksesannya tersebut, Tjong A Fie dekat dengan para kaum terpandang di Medan, di antaranya Sultan Deli, Makmun Al Rasjid serta pejabat-pejabat kolonial Belanda. Pada tahun 1911, Tjong A Fie diangkat sebagai "Kapitan Tionghoa" (Majoor der Chineezen) untuk memimpin komunitas Tionghoa di Medan, menggantikan kakaknya, Tjong Yong Hian. Sebagai pemimpin masyarakat Tionghoa, Tjong A Fie sangat dihormati dan disegani, karena ia menguasai bidang ekonomi dan politik. Dengan rekomendasi Sultan Deli, Tjong A Fie menjadi anggota gemeenteraad (dewan kota) dan cultuurraad (dewan kebudayaan) selain menjabat sebagai penasehat pemerintah Hindia Belanda untuk urusan Tiongkok

Tjong A Fie dikenal menjadi orang Tionghoa pertama yang memiliki perkebunan yang sangat luas. Ia mengembangkan usaha perkebunan tembakau di Deli, teh di daerah Bandar Baru, dan Si Bulan, serta perkebunan kelapa. Di Sumatera Barat, ia menanamkan modalnya di bidang pertambangan di Sawah Lunto, Bukit Tinggi. Perkebunan yang dimilikinya mempekerjakan lebih dari 10.000 orang tenaga kerja dan luas kebunnya mengalahkan luas perkebunan milik Deli Matschapaij yang dirintis oleh Jacobus Nienhuys. Bahkan, ketika itu pemerintah Belanda memberikan 17 kebun kepadanya untuk dikelola.

Tjong A Fie tutup usia pada tanggal 4 Februari 1921 karena menderita apopleksia atau pendarahan otak. Empat bulan sebelum menghembuskan napas terakhir, Tjong A Fie mewasiatkan agar seluruh kekayaannya di Sumatera maupun di luar Sumatera kepada Yayasan Toen Moek Tong yang harus didirikan di Medan dan Sungkow pada saat ia meninggal dunia. Ia menuliskan permintaanya agar yayasan tersebut memberikan bantuan keuangan kepada pemuda berbakat dan berkelakuan baik dan ingin menyelesaikan pendidikannya, tanpa membedakan kebangsaan. Tjong juga berpesan agar yayasan membantu mereka yang tidak mampu bekerja dengan baik karena cacat serta membantu para korban bencana alam tanpa memandang kebangsaan atau etnis.

© http://www.flickr.com/photos/boxmedan/4641258178/ 
Pintu Masuk Gapura. Rumah Tjong A Fie


Tjong A Fie Mansion akan membawa anda dan keluarga kembali bernostalgia ke era Baba dan Nyonya lengkap dengan sejarah dan tradisinya. Di museum dan bangunan cagar budaya nasional seluas 6000m2 yang berumur lebih dari seabad ini, anda dapat menikmati keindahan arsitektur Cina kuno yang digabungkan dengan nuansa arsitektur gaya Eropa dan Melayu. Dibangun oleh seorang mayor Cina yang melegenda, Tjong A Fie. Rumah kediaman ini kini menjadi salah satu ikon dan simbol sejarah multi etnis di kota Medan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar